RubrikOtomotif.com – Regenerative Braking dapat didefinisikan sebagai teknologi yang memanfaatkan energi kinetik yang dihasilkan dari deselarasi mobil menjadi listrik untuk beragam kegunaan. Teknologi yang digunakan dalam beberapa kendaraan listrik dan hibrida untuk menghasilkan energi listrik kembali saat pengendara melakukan pengereman. Teknologi ini memiliki beberapa manfaat, termasuk peningkatan efisiensi bahan bakar, peningkatan jarak tempuh, dan pengurangan emisi gas buang.
Teknologi ini biasanya digunakan pada mobil listrik atau hybrid, Hyundai Ioniq Electric dan Suzuki sudah menggunakan teknologi tersebut. Pada mobil Hybrid Suzuki contohnya, listrik digunakan untuk mengisi baterai lithium untuk mendukung fitur auto-stop.
Ketika regenerative braking bekerja, kendaraan rasanya seperti engine braking ketika melepas pedal gas yang disebabkan adanya komponen kumparan listrik yang siap mengubah energi gerak menjadi listrik.
Dalam komponen kumparan listrik tersebut terjadi induksi kemagnetan yang menyebabkan mobil terasa seperti engine braking.
Selain mengisi daya listrik ke baterai, regenerative braking juga membuat penggunaan rem lebih sedikit. Manfaat lainnya dapat memberikan tambahan jarak tempuh yang bisa dicapai mobil listrik dan untuk mobil hybrid dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi CO2.
Fitur ini juga mempermudah pengemudi ketika berkendara di perkotaan yang padat dengan kondisi lalu lintas stop and go karena deselerasi yang kuat membuat pengemudi tidak pelu menginjak pedal rem.
Pada mobil Hyundai Ioniq Electric dan Hyundai Kona Electric kekuatan deselerasi regenerative braking dapat diatur. Jadi fitur ini merupakan suatu teknologi yang menjadi nilai plus di mobil hybrid dan listrik karena membuat pengoperasian semakin mudah dan murah untuk jangka panjangnya.
Cara Kerja Regenerative Braking
Regenerative braking merupakan salah satu komponen penting dalam teknologi kendaraan listrik dan hibrida, dan terus mengalami perkembangan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerjanya. Berikut adalah cara kerjanya:
- Pengereman Konvensional: Ketika Anda melakukan pengereman pada kendaraan konvensional, energi kinetik yang dimiliki oleh kendaraan tersebut diubah menjadi panas melalui gesekan di antara rem dan cakram. Energi ini sebagian besar hilang dalam bentuk panas.
- Konversi Energi Kinetik: Pada kendaraan dengan regenerative braking, ketika Anda melakukan pengereman, sistem mengubah energi kinetik kendaraan menjadi energi listrik. Ini dilakukan dengan menggunakan motor listrik yang biasanya digunakan sebagai motor penggerak kendaraan untuk berfungsi sebagai generator listrik.
- Penyimpanan Energi: Energi listrik yang dihasilkan selama pengereman dikirim ke baterai kendaraan, di mana energi tersebut disimpan untuk digunakan nanti. Baterai ini sering digunakan untuk memberikan daya tambahan saat akselerasi atau saat kendaraan memerlukan tenaga tambahan.
Manfaat utama dari regenerative braking adalah:
- Peningkatan Efisiensi: Dengan mengubah energi yang biasanya terbuang selama pengereman menjadi energi listrik yang dapat digunakan kembali, kendaraan dapat menjadi lebih efisien dalam penggunaan energi.
- Peningkatan Jarak Tempuh: Energi yang dihasilkan selama pengereman dapat digunakan untuk memberikan daya tambahan saat kendaraan berakselerasi, yang dapat meningkatkan jarak tempuh pada kendaraan listrik.
- Pengurangan Emisi: Dengan mengurangi pemakaian bahan bakar atau energi dari sumber eksternal, regenerative braking dapat membantu mengurangi emisi polutan udara dan gas rumah kaca.
Namun, penting untuk diingat bahwa regenerative braking memiliki batasan. Efisiensi regenerative braking terutama tergantung pada kecepatan kendaraan, keadaan jalan, dan sejauh mana pengendara memanfaatkannya. Selain itu, tidak semua pengereman dapat diubah menjadi energi listrik, dan sistem ini biasanya bekerja lebih efektif dalam mengurangi kecepatan daripada menghentikan kendaraan sepenuhnya.